INGIN ARTIKEL DIBACAKAN: https://publikreport.com
“Mendidik anak-anak yang berbeda karakter dan perilaku sangatlah sulit. Namun menjadi pengasuh adalah panggilan Tuhan untuk melayani seperti moto Panti ini,” kata Pdm (Pendeta Muda) Friska Siregar STh, seraya menunjuk baliho dengan printing ayat Alkitab Matius 28:19-20.
BACA JUGA: Panti Asuhan Mefiboset
Kepada publikreport.com, Rabu, 20 Juni 2018, Pdm Friska menceritakan pahit manis atau suka duka mengasuh anak-anak di Panti Asuhan Mefiboset yang berada di Kuranga, Kelurahan Talete II, Kecamatan Tomohon Tengah, Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
“Awalnya pengasuh serta bendahara panti asuhan ini adalah tanggung jawab yang diemban suami saya, Deki. Namun, setelah suami meninggal, saya kemudian menggantikannya sebagai pengasuh sekaligus bendahara panti asuhan,” tuturnya.
“Tiga hari sebelum meninggal dia bilang kasian anak-anak tidak ada yang jaga/mengurus. Dia juga berkata saya harus menjaga mereka. Tapi saya tidak tahu bahwa itu adalah pesan terakhirnya,” sambungnya dengan suara bergetar dan mata nampak mulai berair.
Kecintaan dan tanggung jawab terhadap anak-anak panti asuhan terus menggeluti kehidupan wanita dua anak yang kini berusia 51 tahun. Dirinya khawatir anak-anak yang diasuhnya kemudian terpengaruh dengan pergaulan yang salah di luar panti.
“Kadang sering makan hati sendiri melihat tingkah anak yang sudah keterlaluan. Namun tidak pernah menyerah karena kami dituntut untuk sabar mendidik mereka kearah yang lebih baik lagi,” ujarnya.
Melihat anak-anak panti asuhan bahagia merupakan suatu kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi Pdm Friska. Apalagi dalam kehidupan tidak lepas dari pahit manis.
“Hal sederhana mampu membuat bahagia,” katanya. YELLI PRISILIA
- Caroll: Tomohon Mulai Memasuki Usia Dewasa
- Listrik Pintar (Akan) Sasar Daerah 3T
- Herman Ditemukan Tergantung di Kios Miliknya
- Caroll Ajak Tanggalkan Perbedaan Semasa Pilkada
- Kapolres Minahasa Diminta Tinjau Ulang Laporan Kasus Dana Duka GPdI Raringis