JAKARTA, publikreport.com – Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BJPT) Herry Trisaputra Zuna mengatakan bahwa target pembangunan jalan tol yang akan direalisasikan di Tanah Air hingga akhir 2019 tidak berubah, yakni masih tetap sepanjang 1.852 kilometer.
“Sepanjang 1.852 kilometer masih tetap sebagai target yang ingin dicapai pada akhir tahun 2019,” kata Herry di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jakarta, Jumat 24 November 2017.
Panjang jalan tol yang telah dibangun Pemerintahan Kabinet Kerja Joko pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), menurut dia, sampai akhir November 2017 mencapai 332 kilometer, atau bertambah sekira 156 kilometer dibandingkan tahun 2016.
Sedangkan, dikemukakannya, secara keseluruhan ruas jalan tol yang sudah beroperasi di berbagai daerah di Republik Indonesia mencapai 1.089 kilometer.
Untuk mengejar agar panjang tol tersebut bertambah pada Desember atau akhir tahun 2017, ia mengemukakan bahwa ruas jalan tol yang dikejar antara lain adalah ruas Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, ruas tol di Lampung, hingga Ciawi-Sukabumi.
Dia mengingatkan bahwa membangun jalan tol tidaklah semudah membeli mobil, di mana ada uangnya bisa langsung diperoleh barangnya.
Kepala BJPT mengemukakan, sejumlah tantangan yang dihadapi, antara lain adalah faktor cuaca serta permasalahan klasik yaitu pembebasan lahan atau tanah.
Sebelumnya, Herry juga menyatakan bahwa pemerintah menargetkan jalan tol Trans-Jawa dari Merak, Banten, hingga Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, akan tersambung pada 2019.
Ia menyatakan saat ini tahap prakonstruksi proyek strategis nasional tol Probolinggo-Banyuwangi sepanjang 170,36 kilometer itu dikebut dan direncanakan masuk tahap konstruksi pada pertengahan 2018.
Setelah tahapan negosiasi harga selesai, awal tahun depan akan dilakukan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT), demikian Herry Trisaputra Zuna.
ANTARANEWS.com